Burung Sage Grouse (Centrocercus urophasianus) merupakan unggas paling langka yang ada di dunia. Berhabitat asli di wilayah Amerika, menurut peneliti burung ini hanya berjumlah 5.000 di alam liar.
Burung yang ditemukan 13 tahun lalu ini tampaknya akan punah bila tidak
diperhatikan oleh para ahli konservasi hewan. Dalam kurun waktu lebih
kurang satu dekade ini, populasinya kian menurun.
Burung ini memiliki perilaku unik ketika hendak kawin. Pada saat
memasuki musim kawin, burung pejantan Sage Grouse akan mengibaskan ekor
runcing dan membuat suara tertentu serta mengembungkan kantung udara
kuning pada bagian dada mereka.
Fitzpatrick beserta rekannya kini memfokuskan perhatian pada
kelangsungan hidup burung langka tersebut. Hewan yang bakal ditetapkan
sebagai burung spesies hampir punah atau Endangered Species Act ini
hanya tinggal di bagian timur Utah dan Colorado, Amerika Serikat.
"Gunnison Sage-Grouse kini dalam bahaya dari runtuhnya populasi lokal,
di mana apabila ini terjadi, maka menghasilkan kepunahan pada spesies,"
jelas Fitzpatrick. Ia mengatakan, semua pihak mulai dari badan publik
dan pemilik tanah swasta harus dapat membantu menstabilkan populasi
burung melalui rencana konsevasi serta edukasi komunitas.
Wikipedia menerangkan, Sage Grouse merupakan hewan yang berhabitat lokal
permanen (hanya ada di wilayah Amerika Serikat). Namun, burung ini
bergerak pada jarak pendek ke dataran yang lebih rendah apabila masuk
musim dingin.
Burung ini mencari makan di darat dengan memakan serangga dan beberapa
jenis tanaman. Sage Grouse tidak dapat mencerna biji-bijian keras
seperti burung belibis lainnya. Hewan ini bersarang di tanah, tepatnya
di bawah semak atau rumput